Biaya Survival Living Mahasiswa di Bangkok
Tulisan ini sebagai salah satu refleksi saya setelah setahun tinggal di Bangkok, kalau frugal living buat para pekerja sedangkan survival living bisa jadi untuk penerima beasiswa seperti saya.
Jadi sejak Juli tahun lalu saya memulai study master saya di Chulalongkorn University. Berawal dari pergaulan di Quora sejak akhir 2019 lalu, hingga si quora ini menemani hari-hari saya melalui titik terendah dalam hidup saya, lalu saya bertemu dengan satu teman yang membawa saya menempuh study master ini. Singkat cerita, setelah sempat sekitar empat minggu kuliah online, akhirnya 27 Agustus tahun lalu saya bertolak ke Bangkok. Dan, here I am now.
Saya mendapatkan beasiswa penuh dari ASEAN and Non-ASEAN scholarship yang ditawarkan buat mahasiswa International di Chulalongkorn University. Bagi saya yang gaya hidupnya biasa-biasa, beasiswa ini cukup untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak, makan sehari 3 kali, jajan Thai tea, sesekali shopping dan jalan-jalan ke luar Bangkok. Hanya saja karena posisi saya sudah berkeluarga tentunya saya tidak bisa memanage biaya stipend saya layaknya single lagi, ada biaya-biaya sharing lain dengan keperluan rumah tangga. Jadilah saya ya tetap saja harus sering-sering hemat juga.
Kebetulan awal Juni lalu saya harus pindah kosan, karena ada sedikit hal yang membuat saya tersinggung di kosan lama sebagai orang asing. Bukan hal yang gimana-gimana sih, cuma kayaknya sebagai orang asing seperti tidak diberi pilihan untuk lebih nyaman saja di kosan tersebut. Jadilah sejak itu hari-hari survival living saya agak panjang, kebetulan berderet-deret juga dengan telat mendapat stipend sampai sekitar dua kali, dan juga ada biaya liburan dengan suami. Yah gitulah pokoknya.
Jadi apa saja sih biaya-biaya minimal yang dikeluarkan mahasiswa sehari-hari, pertama tentu saja tempat tinggal. Tempat tinggal disini sangat beragam, untuk kos sharing (dormitory) itu mulai dari THB 3,500/ bulan, kos satu kamar sendiri mulai THB 5,000, dan untuk apartemen cukup beragam mulai dari THB 7,000. Kebetulan saya pernah tinggal di kosan paling murah dengan 3,500 baht sharing dengan 4 orang sekamar. Fasilitasnya juga lengkap, ada kulkas tiap lantai, kamar mandi yang dibersihkan rutin, sampah dibersihkan rutin, ada lemari pakaian, satu meja kursi, microwave untuk semua penghuni kosan, dan dapur lengkap dengan kompor dan gas. Fasilitas kos-kosan beragam tapi biasanya selalu ada microwave dan kulkas, entah sharing atau untuk dipakai pribadi. Selain biaya sewa kamar biasanya akan ada tambahan biaya air dan kebersihan paling murah THB 200 dan biaya listrik yang beragam. Pengalaman saya untuk tagihan listrik dengan menggunakan AC selama 12 Jam atau lebih sedikit, penggunaan barang-barang seperti hair dryer, pengisi daya HP, laptop, dan lampu menghabiskan biaya THB 1,000 - THB 1,500 biasanya dibagi dengan jumlah yang mengisi kamar. Pada saat tertentu seperti puncak musim panas bulan April dan Mei tagihan juga bisa memuncak, tagihan paling besar saya sebesar THB 4,500 dibagi 3 orang. Normalnya untuk sewa kamar, biaya fasilitas dan kebersihan dan tagihan listrik sekitar THB 4,500 - THB 5,000. Oh ya, untuk tempat tinggal ini biasanya juga sudah dilengkapi dengan wifi meskipun kadang kurang bagus kecepatannya.
Setelah biaya tempat tinggal, untuk kebutuhan pribadi paling basic adalah tagihan internet mobil yaitu sekitar THB 200 - THB 600/ bulan, ada juga yang tagihannya per 6 bulan. Tergantung kebutuhan saja, dulu saya kebetulan pas dapat promo yang sebulan 200 baht itu untuk internet pra-bayar. Selanjutnya untuk makan, biaya makan ini sebenarnya murah asal gak mudah bosan jenis makanan yang itu-itu aja. Biaya satu kali makan katakanlah THB 50, kalau tiga kali makan minimal sekitar THB 150. Tapi itu bisa diatur saja, kalau masak mungkin bisa lebih hemat. Tapi pengalaman waktu saya masak sendiri ternyata lebih boros, karena psikis saya merasa belum jajan meskipun udah makan. Cuma plusnya kalau masak sendiri bisa makan sesuai selera. Untuk biaya makan di resto kecil sekitar THB 100 harga minimalnya, kalau di resto yang di mall yah sekitar THB 300 sudah termasuk minum/ orang. Untuk makan kira-kira THB 5,500 sudah termasuk makan di resto mall 1-2 kali dan jajan Thai tea gak sering-sering amat.
Selain hal-hal basic diatas biasanya juga perlu kebutuhan laundry. Biasanya di kosan baik yang berbentuk dormitory, studio atau apartment akan menyediakan fasilitas mesin cuci. Pengalaman saya di dormitory lama fasilitas mesin cucinya gratis. Kalau di tempat sekarang dikenakan THB 40 sekali nyuci dan THB 20 untuk mengeringkan pakaian. Di laundry koin dekat-dekat dengan pemukiman biasanya untuk pengeringan ada yang THB 40. Kita ambil rata-rata saja untuk mencuci dua kali seminggu kira-kira per bulan habis biaya THB 500. Seharusnya bisa lebih murah, karena kalau mencuci seminggu sekalipun tidak masalah asal pakaian dalam yang mudah bau dipisahkan atau dicuci langsung saja. Selain biaya-biaya diatas kebutuhan pribadi seperti body care, skin care dan sabun cuci kalau saya budgetnya THB 1,500- 2,000. Kadang budget tersebut sudah termasuk printilan-printilan gak penting tapi lucu.
Terakhir biaya transportasi, kesehatan dan lain-lain. Untuk biaya transportasi sebenarnya kalau saya paling jarang bepergian, tapi tidak apa-apa kita kalkulasi saja. Katakanlah rutin menggunakan bus paling mahal THB 20 untuk bepergian 5 kali seminggu sekitar THB 200. Untuk transport weekend dengan kalkulasi menggunakan MRT/ BTS dengan biaya pulang pergi sebesar THB 100 total sekitar THB 800. Sekitar THB 1,000 tiap bulan saya rasa cukup sih, karena bisa pakai pilihan transport gratis kalau tinggal di sekitar kampus, atau bisa jalan kaki. Untuk biaya kesehatan dan lain-lain karena saya kebetulan belum pernah menggunakan fasilitas kesehatan mungkin bisa dialokasikan sekitar THB 1,600 (10%) tiap bulan. Biaya tersebut sudah bisa dialokasikan juga buat biaya hiburan kalau memang perlu banget, tapi saya biasanya masih mengakses hiburan-hiburan gratis saja.
Jika dibuat daftar pengeluaran tiap bulan berikut saya berikan rinciannya:
Tempat tinggal : THB 5,000 (kos sharing, termasuk air, internet, dan listrik)
Makan : THB 5,500
Internet mobile : THB 400
Laundry : THB 500
Body care & Skin care: THB 2,000
Transportasi, Kesehatan, dan lain-lain: THB 2,600
Dari rincian tersebut pas banget pengeluaran total THB 16.000.
Lalu bagaimana bisa bepergian ke luar Bangkok buat jalan-jalan atau menabung? Bisa diatur saja, misalnya mau menghilangkan biaya paling terakhir dan sering jalan kaki, mengurangi biaya makan walaupun bisa berefek kurang serat ataupun maag, mencuci sendiri atau cari tempat tinggal yang udah ada mesin laundrynya, bisa juga mengurangi biaya bodycare dan skin care atau yah diatur saja. Kalau untuk pengeluaran normal, jumlah beasiswa tersebut cukup banget untuk biaya hidup satu orang. Untuk biaya yang ada budget jalan-jalannya ke luar Provinsi sesekali atau punya tanggungan biaya sharing bagi yang sudah berkeluarga ya butuh super survival living.
Jumlah tersebut sebenarnya sudah jumlah beasiswa paling banyak, kecuali mendapat beasiswa skema C2F. Di kampus lain jumlah stipend tiap bulannya hanya sekitar THB 8,000 - 10,000 saja. Lalu dimana letak survival livingnya, wkwkwkwk. Yah itu tadi, jika biaya minimalnya sebenarnya segitu saya menghilangkan banyak poin diatas dan benar-benar cuma menggunakan budget tempat tinggal, makan jauh dibawah budget tersebut, internet mobile, laundry dan body care, skin care dan sabun cuci yang diskonan aja. Cuma plusnya saya sempat jalan-jalan melihat keindahan Krabi, ke Chiangmai, Ayutthaya, bisa bayar beberapa tanggungan yang masih tersisa dan masih bisa ketemu suami setelah nunggu setahun, cuma gak bisa nabung. Sekian curhat saya, 5555. Terima kasih sudah membaca.
Love,
Happy
Komentar
Posting Komentar